Sejarah dan Metode Perhitungan Hisab Jawa

Posted by Wafie Sabtu, 13 April 2013 34 komentar

Hisab Jawa atau sebagian masyarakat menyebut Aboge (sehurusnya sudah berganti dengan ASAPON) sebagai salah satu warisan ulama’ Jawa zaman dalu menurut saya perlu dilestarikan, dengan mengabaikan segalam macam tuduhan miring terhadap hisab Jawa. Salah satu bukti bahwa hisab Jawa adalah ciptaan Ulama’ dari golongan ahlu sunnah wal Jama’ah adalah pemberian nama-nama bulan Jawa yang selau berkaitan dengan nama kegiatan yang sering dilakukan oleh kalangan Kaum Nahliyyin. Seperti Muharram diganti dengan Suro karena ada peringatan Hari Assyuro (menyantuni anak yatim, sodaqaoh dll), Robiul Awal diganti dengan Mulud karena ada peringan Maulid Nabi, Sya’ban diganti dengan Ruwah untuk mengingatkan tradisi kirim arwah menjelang bulan Ramadhan, Ramadhan diganti dengan Poso, Dzulqo’dah diganti dengan Selo karena bulan ini ada di sela-sela dua bulan hari raya (id Fitri dan id Adha), Dzulhijjah diganti dengan Besar karena di dalam bulan ini ada hari raya Idul Adha. Hal ini membuktikan bahwa tahun jawa adalah ciptaan ulama’ dan bukan ciptaan klenik-klenik dan dukun-dukun.
Sejarah Hisab Jawa
Hisab urfi dengan system Aboge, dirumuskan di zaman Sultan Agung, dimana penanggalan dikelompokkan dalam satu siklus delapan tahunan (windu), masing masing tahun diberi nama dengan huruf hijaiyah , yaitu tahun pertama alif, tahun kedua ha, tahun ketiga Jim Awwal tahun ke empat zay, tahun ke lima  dal, tahun ke enam ba, tahun ke tujuh wawu dan tahun ke delapan jim akhir, lalu kembali ke tahun alif sebagai tahun pertama untuk windu (siklus) berikutnya . Setiap satu windu yang terdiri atas delapan tahun itu, terdiri atas 3 tahun kabisat(panjang) dengan umur 355 hari yaitu tahun tahun Ha Dal dan Jim akhir,dan 5 tahun basitah (pendek) dengan umur 354 hari ,yaitu tahun tahun Alif, Jim awal, Zay,Ba  dan Wawu .  Dengan demikian dalam satu windu terdiri atas 2835 hari yang terdiri atas 5 X 354 =   1770 hari ditambah 3 X 355 = 1065 hari.
Nama nama bulan yang dua belas, diberi nama yang lebih akrab dengan lidah jawa, Yaitu 1.Suro untuk Muharom,2. Sapar untuk Shafar, 3. Mulud untu Rabi’ul awwal, 4. Bakdo Mulud untuk Rabi’ul Akhir, 5. Jumadilawal untuk Jumadil Ula,6. Jumadilakir untuk Jumaditsaaniyah, 7. Rejeb untuk Rajab,8. Ruwah untuk Sya’ban, 9. Pasa untuk Ramadhan,10 Sela untuk Syawwal, 11.  Apit atau Dulkaidah  untuk Dzul Qa’dah, dan 12. Besar untuk Dzul hijjah.
Untuk tahun tahun ganjil berumur 30 hari sedang tahun genap berumur 29. Khusus untuk tahun Kabisah, Bulan Dzul hijah/Besar berusia 30.
Dalam tradisi Jawa di samping di kenal nama hari yang tujuh yaitu Ahad, Senin, Selasa, Rabu , Kamis, Jumat dan Sabtu, juga dikenal nama rangkapan atau pasaran yang lima yaitu Legi , Pahing , Pon, Wage  dan Kliwon. Dari gabungan nama hari dan Pasaran tersebut, maka ada siklus yang diberi nama selapan dina, yang terdiri atas 35 hari (7 nama hari X 5 nama pasaran) dimana setelah 35 hari nama hari dan pasaran kembali nama yang sama, misalnya kalau hari pertama Adalah Rabu Wage (gabungan antara hari Rabu, dan rangkapan/pasarannya Wage) maka 35 hari berikutnya akan muncul nama Rabu Wage  lagi.
Telah disebut terdahulu, bahwa satu windu terdiri atas 2835 hari. Angka 2835 hari tersebut kalau dibagi  dengan 35 akan habis , sehingga kalau tanggal satu Suro pada awal windu adalah hari Rabu Wage misalnya, maka   pada windu berikutnya akan jatuh pada hari Rabu wage juga.
Dengan demikian maka untuk masing   masing awal tahun sesuai namanya, maka tanggal satu Suronya  akan tetap, sedang tanggal satu untuk bulan bulan lain ada rumus tetap yang mengacu pada tanggal satu Suronya..Nama hari, pasaran untuk tiap awal tahun dan awal bulan dirumuskan dalam susunan kalimat pendek, sebagaimana telah disebutkan dalam tulisan saya terdahulu
Karena berdasar penelitian rumus itu kurang teliti, maka perlu dilakukan koreksi setiap 120 tahun ada kelebihan satu hari, sehinggat tahun ke seratus dua puluh ( atau tahun pada windu ke 15 , tahun Jimakir yang seharusnya kabisat menjadi basitah, dan rumus tahunnya menjadi maju satu hari. Pada awalnya dizaman Sulitan Agung, kalender di mulai tanggal satu bulan Sura tahun Alif jatuh pada hari Jumat legi. 120 tahun kemudian berubah menjadi Kamis Kliwon, 120 tahun berikutnya berturut turut menjadi Rabu Wage (disingkat Aboge), Selasa Pahing (disingkat Asapon) dan seterusnya.  Entah kenapa yang populer di masyarakat justru  Aboge itu, padahal saat ini seharusnya yang berlaku adalah rumus Asapon (alif Selasan Pon) yaitu sejak tahun 1989 (tahun 1867 tahun Jawa)
Metode Perhitungan Hisab Jawa
Untuk mencari tahun jawa para ahli hisab jawa  telah membuat rumusan yang sangat mudah, yaitu dengan membagi tahun jawa menjadi delapan (satu windu) . setiap tahun di berianama dengan huruf arab yaitu
و ج ا ه ج ز د ب
Huruf ج yang pertama dinamakan ج  ahkir sedangkan ج yang kedua dinamakan ج awal, jika dirinci akan menjadi:
1.       tahun wawu
2.      tahun jim akhir
3.      tahun alif
4.      tahun ha’
5.      tahun jim awal
6.      tahun za
7.      tahun dal
8.     tahun ba’
Rumusan yang sangat terkenal disebut dengan ABOGE walaupun sebenarnya harus sudah diadakan persesuaian menjadi ASAPON seperti berikut ini:
ARTI RUMUS
RUMUS
Tahun alif rabu wage
ABOGE
ابوكى
Tahun ha’ ahad pon
HAHAD PON
هاحدفون
Tahun jim awal jum’at pon
JANGAH PON
جاعه فون
Tahun za selasa pahing
ZA SAHING
زثا هيع
Tahun dal sabtu legi
DAL TUGI
دال توكى
Tahun ba’ kamis legi
BI MISGI
بى ميسكى
Tahun wawu senin kliwon
WO NENWON
وونين وون
Tahun jim akhir jum’at wage
JA NGAHGIE
جاعه كى

Seharusnya rumusan tersebut sejak tahun 1867 Jawa, sudah harus diubah seperti berikut :
TABEL I
ARTI RUMUS
RUMUS
Tahun alif selasa pon
ASAPON
اسا فون
Tahun ha sabtu paing
HATUHING
ها توهيع
Tahun jim awal kamis paing
JA MESHING
جاميس هيع
Tahun za senin legi
ZA NENGI
زانين كى
Tahun dal jum’at kliwon
DAL NGAHWON
دال عاه وون
Tahun ba’ rabu kliwon
BE BOWON
بى بوون
Tahun wawu ahad wage
WA HADGIE
ووحاد كى
Tahun jim akhir kamis pon
HA MISPON
جاميس فون
Untuk mengetahui awal bulan dalam tahun jawa telah tersusun rumusan sebagai berikut
TABEL II
ARTI RUMUS
RUMUS
Muharram dino 1 pasaran 1
RAMJIJI
رم جى جى
Shofar dino 3 pasaran 1
PARLUJI
فار لوجي
Rabiul awal dino 4 pasaran  5
NGUAL PATMO
عوال فاتمو
Rabiul akhir dino 6 pasaran 5
NGUKHER NEMO
عوخرنمو
Jumadil awal dino 7 pasaran 4
DIWAL TUPAT
ديوال توفات
Jumadil akhir dino 2 pasaran 4
DIKHER RUPAT
ديخيروفات
Rajab dino 3 pasaran 3
JABLULU
جاب لولو
Sya’ban dino 5 pasaran 3
BANMOLU
بان مالو
Ramadhan dino 6 pasaran 2
DHONEMRU
ضان نمرو
Syawal dino 1 pasaran 2
WALJIRU
وال جيرو
Dzulqo’dah dino 2 pasaran 1
DAH TUJI
داه روجى
Dzul hijjah dino 4 pasarn 1
JAH PATJI
جاه فات جي

CONTOH : Mencari awal-awal bulan pada tahun 1430 H
Tahun 1430 H adalah tahun Za, berarti kita memakai rumus pada table I yaitu : ZANENGI (tahun za senen legi). Sedangkan SENEN LEGI kita buat patokan untuk menghitung tiap-tiap awal bulan Hijriyah, contohnya sebagai berikut
Muharam rumusnya RAMJIJI (dino siji pasaran siji) hitung dari senen legi, maka hasilnya : tanggal 1 Muharam adalah senen legi, lhasil lebih detailnya pada table berikut
No
BULAN
RUMUS
HASIL
1
Muharram
RAMJIJI
Senen legi
2
Shofar
PARLUJI
Rabu legi
3
Rabiul awal
NGUAL PATMO
Kamis kliwon
4
Rabiul akhir
NGUKHER NEMO
Sabtu kliwon
5
Jumadil awal
DIWAL TUPAT
Ahad wage
6
Jumadil akhir
DIKHER RUPAT
Selasa wage
7
Rajab
JABLULU
Rabu pon
8
Sya’ban
BANMOLU
Jum’at pon
9
Ramadhan
DHONEMRU
Sabtu pahing
10
Syawal
WALJIRU
Senin pahing
11
Dzulqo’dah
DAH TUJI
Selasa legi
12
Dzul hijjah
JAH PATJI
Kamis legi
Mudah-mudahan bermanfaat, Wallohu A’lam Bissowab

34 komentar:

Gora Santika mengatakan...

sangat menarik.. ilmu nenek moyang seharusnya tetap dijaga (y)

Rus Jailand mengatakan...

ya juga

SDN 2 CIBODAS BUNGURSARI mengatakan...

tapi kenapa d tahun alif ga boleh hajatan atau bangun rumah?
bukan kah tiap tahun tahun juga bagus dan penuh berkah..
seperti firman Allah SWT

”Bukankah Allah mencukupi hamba-hamba-Nya (dengan melindungi mereka). Sementara mereka menakut-nakuti kamu dengan (sembahan-sembahan) yang selain Allah.” (QS. Az-Zumar: 36).

duaranicatering.blogspot.com mengatakan...

bagus banget ...lebih bagus referencenya di cantumkan saudaraku...boleh tau ga ?

Wafie mengatakan...

-Ilmu nenek moyang (yang baik) boleh dilestarikan selama tidak berlawanan dengan syariat Islam
-sumber tulisan ini sebagian dari buku yang dikarang guru saya

Cantrik Langgar mengatakan...

Mantap & Lanjutkan,,,,
Ditunggu edisi keduanya,,,

Unknown mengatakan...

Barakallah ..... !

Wafie mengatakan...

Insya allah, dengan ijin allah

Wafie mengatakan...

Aamiiin ya robbal alamiiin

alien mengatakan...

mas untuk dzulqodah yg benar dah tu ji apa dah ro ji suwun

burhansrengat mengatakan...

CORO BLITAR LEK NGAPALNE NGENE KANG :
1. SURO JIJI
2. PARLUJI
3. LUD PATMO
4. DO NEMO
5. JUWAL TUPAT
6. KIR ROPAT
7. JEB LULU
8. WAH MOLU
9. SO NEMRO
10. WAL JIRO
11. LO ROJI
12. SARPATJI

burhansrengat mengatakan...

SAYA PUNYA REFERENSI BANYAK TENTANG HAL INI DARI TEMAN TEMAN DAN PAK DE, GURU KAWERUH JAWA ADA TATAL, TABEL TAGUN JAWA SEPANJANG MASA DLL. SAMPAI - SAMPAI MEMBUAT PROGRAM RAMALAN VERSI JAWA KALAU PROGRAM TSB SILAHKAN DOWNLOAD DI BLOG SAYA burhansrengat.wordpress.com

Wafie mengatakan...

yg ngajar saya dulu ayah saya asli blitar..toppp memang org blitar

Wafie mengatakan...

sangat setuju, semua tahun dan semua hari itu baik

FaLon mengatakan...

Mantap om

69 mengatakan...

Untuk tahun dpan 1 suro 1439..trsebut apa ya?cntoh(thun aboge/thun apa?)

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

tahun 1439 tahunnya tahun dal lihat rumah,daltugi tahun dal satu suro hari sabtu legi,beda dua hari,kalo kalender tanggal 21 sep hari kamis,kalau aboge tanggal 23 sep

Unknown mengatakan...

Memang benar tahunnya tahun dal,bukan berarti harus bersamaan pada kalender qomariah,syamsiah dan aboge,
Rumusnya daltugi tahun dal satu sura sabtu legi,nasionalnya 21 sep hari kamis wage,abogenya tanggal 23 sep beda dua hari begitu juga dengan tahun depan tahun ba,rumusnya bamisgi tahun ba,satu sura kemis legi,nasionalnya 11 sep 2018 abogenya 13 sep 2018.
Dst dst.

Unknown mengatakan...

Kalo untuk tahun 2018 ini..?

syatna76 mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
syatna76 mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
syatna76 mengatakan...

Kalo hari sabtu tgl 5 sapar tahun wawu kira2 tahun berapa yah hijriyah atau Masehinya?

Unknown mengatakan...

Mau tanya tahun wawu itu di mulai 2018 ini apa 2019 ya

Unknown mengatakan...

Untuk bulan desember thn 2018 ini tahu apa?

Sukadi Sami mengatakan...

Bapak saya ahli hitungan jawa tik regenik dan sering diminta orang lain untuk mencari hari baik hajatan apa saja. Saya sering nyimak dan setengah bisa... tapi kini tak tinggalkan blass kesuwen... enakkan FB,WA atau Twiteran.
😀😁

Unknown mengatakan...

Ramadan skrng lg berada d tahun apa mhn maap thn Alif atau thn lainnya mks

Unknown mengatakan...

Bagus- bagus.....

Unknown mengatakan...

Bagus- bagus.....

Unknown mengatakan...

Bagus- bagus.....

Unknown mengatakan...

Jumlah hitungan asapon ada berapa ya?

Unknown mengatakan...

Nyimpang dikit nih, mengapa rumus hitungan mencari wuku hari lahir kok nggak efektif ya?

Unknown mengatakan...

Kok janggal ya Thn Aboge saat ini Thn 1955 sedangkan Thn Hijriyah baru berusia 1443 itu artinya sebelum THN hijriyah lahir sudah ada THN Aboge kenapa bisa ulama' yang menciptakan kan Islam belum masuk udah ada THN Aboge.

Wafie mengatakan...

Tahun jawa ketika diciptakan langsung meneruskan tahun Saka yang saat itu sudah 1555 Saka

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman